Wednesday, June 26, 2019

BAB 7 RASUL-RASUL KEKASIH ALLAH

A.  Pengertian Iman kepada Rasul-Rasul Allah Swt.
Iman kepada rasul berarti meyakini bahwa rasul itu benar-benar utusan Allah Swt. yang ditugaskan untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar agar selamat di dunia dan akhirat. Nabi Rasul Manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah Swt. untuk dirinya sendiri dan tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan pada umatnya. Manusia pilihan Allah Swt. yang diangkat sebagai utusan untuk menyampaikan firman-firman-Nya kepada umat manusia agar dijadikan pedoman hidup.
Mengimani rasul-rasul Allah Swt. merupakan kewajiban hakiki bagi seorang muslim karena merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat ditinggalkan. Sebagai perwujudan iman tersebut, kita wajib menerima ajaran yang dibawa rasul-rasul Allah Swt. tersebut. Perintah beriman kepada rasul Allah Swt.
B. Sifat Rasul-Rasul Allah Swt. Rasul sebagai utusan Allah Swt. memiliki sifat-sifat yang melekat pada dirinya. Sifat-sifat ini sebagai bentuk kebenaran seorang rasul. Sifat-sifat tersebut adalah sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz.
1. Sifat Wajib Sifat wajib artinya sifat yang pasti ada pada rasul. Tidak bisa disebut seorang rasul jika tidak memiliki sifat-sifat ini. Sifat wajib ini ada 4, yaitu seperti berikut.
a. As-shidiq
 As-shiddiq, yaitu rasul selalu benar. Apa yang dikatakan Nabi Ibrahim as. kepada bapaknya adalah perkataan yang benar. Apa yang disembah oleh bapaknya adalah sesuatu yang tidak memberi manfaat  dan mudarat, jauhilah.
b. Al-Amanah
Al-Amanah, yaitu rasul selalu dapat dipercaya. Di saat kaum Nabi Nuh as. mendustakan apa yang dibawa olehnya. Allah Swt. pun menegaskan bahwa Nuh as., adalah orang yang terpercaya (amanah )
c. At-Tablig
At-Tablig, yaitu rasul selalu menyampaikan wahyu. Tidak ada satu pun ayat yang disembunyikan Nabi Muhammad saw. dan tidak disampaikan kepada umatnya. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi Talib ditanya tentang wahyu yang tidak terdapat dalam al-Qur’an, Ali pun menegaskan bahwa: “Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali pemahaman seseorang terhadap al-Qur’an.”
d. Al-Fathonah
Al-Fathonah, yaitu rasul memiliki kecerdasan yang tinggi. Ketika terjadi perselisihan antara kelompok kabilah di Mekah, setiap kelompok memaksakan kehen dak untuk meletakkan al-Hajar alAswad (batu hitam) di atas Ka’bah. Rasulullah saw. lalu menengahi dengan cara semua kelompok yang bersengketa agar memegang ujung kain yang dibawa nya. Kemudian, Nabi meletak kan batu itu di tengahnya, dan mereka semua mengangkat hingga sampai di atas Ka’bah. Sungguh cerdas Rasulullah saw.

2. Sifat Mustahil
Sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin ada pada rasul. Sifat mustahil ini lawan dari sifat wajib, yaitu seperti berikut
a. Al-Kizzibb
Al-Kizzib, yaitu mustahil rasul itu bohong atau dusta. Semua perkataan dan perbuatan rasul tidak pernah bohong atau dusta.
b. Al-Khianah
Al-Khianah, yaitu mustahil rasul itu khianat. Semua yang diamanatkan kepadanya pasti dilaksanakan.
c. Al-Kitman
Al-Kitman, yaitu mustahil rasul menyembunyikan kebenaran. Setiap firman yang ia terima dari Allah Swt. pasti ia sampaikan kepada umatnya.
d. Al-Baladah
Al-Baladah yaitu mustahil rasul itu bodoh. Meskipun Rasulullah saw. tidak bisa membaca dan menulis (ummi) tetapi ia pandai.

3. Sifat Jais
Selain rasul memiliki sifat wajib dan juga lawannya, yaitu sifat mustahil, rasul juga memiliki sifat jaiz. Akan tetapi sifat jaiz rasul dengan sifat jaiz Allah Swt. sangat berbeda. Rasul juga memiliki sifat-sifat yang tidak terdapat pada selain rasul, yaitu seperti berikut:
1. Ishmaturrasµl adalah orang yang ma’shum, terlindung dari dosa dan salah dalam kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan wahyu Allah Swt. Oleh karena itu, seorang Rasul selalu siaga dalam menghadapi tantangan dan tugas apa pun
2. Iltizamurrasµl adalah orang-orang yang selalu komitmen dengan apa pun yang mereka ajarkan. Mereka bekerja dan berdakwah sesuai dengan arahan dan perintah Allah Swt. meskipun untuk menjalankan perintah Allah Swt. harus berhadapan dengan tantangan-tantangan yang berat baik dari dalam diri pribadinya maupun dari para musuhnya. Rasul tidak pernah sejengkal pun menghindar atau mundur dari perintah Allah Swt.
C.  Tugas Rasul-Rasul Allah Swt.
Para rasul dipilih oleh Allah Swt. dengan mengemban tugas yang tidak ringan. Di antara tugas-tugas rasul itu sebagai berikut:
1.  Menyampaikan risalah dari Allah Swt
2.  Mengajak kepada tauhid, yaitu mengajak umatnya untuk meng-esa-kan Allah Swt. dan menjauhi perilaku musyrik (menyekutukan Allah)
3.  Memberi kabar gembira kepada orang mukmin dan memberi peringatan kepada orang kafir
4. Menunjukkan jalan yang lurus
5. Membersihkan dan menyucikan jiwa manusia serta mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. 6. Sebagai hujjah bagi manusia.

 D.  Hikmah Beriman kepada Rasul-Rasul Allah Swt.
Pentingnya orang Islam beriman kepada rasul bukan tanpa alasan. Selain karena diperintahkan oleh Allah Swt., juga ada manfaat dan hikmah yang dapat diambil dari beriman kepada rasul. Di antara manfaat dan hikmah beriman kepada rasul sebagai berikut
1. Makin sempurna imannya
2. Terdorong untuk menjadikan contoh dalam hidupnya
3. Terdorong untuk melakukan perilaku sosial yang baik
4. Memiliki teladan dalam hidupnya.
5. Mencintai para rasul dengan cara mengikuti dan mengamalkan ajarannya
6. Mengetahui hakikat dirinya bahwa ia diciptakan Allah Swt. untuk mengabdi kepada-Nya.

        Perilaku mulia yang dicerminkan oleh orang yang beriman kepada rasul seperti berikut:
1. Menjunjung tinggi risalah (ajaran Allah Swt. yang disampaikan rasul-Nya).
2. Melaksanakan seruannya untuk beribadah hanya kepada Allah Swt
3. Giat dan rajin bekerja mencari rezeki yang halal, sesuai dengan keahliannya. Orang-orang yang beriman kepada rasul tidak akan menjadi orang-orang yang malas bekerja, duduk berpangku tangan, tidak mau berusaha sehingga hidupnya menjadi beban orang lain. Mereka menyadari bahwa memenuhi kebutuhan diri sendiri jauh lebih terhormat daripada karena belas kasihan dan pertolongan orang lain.
4. Selalu mengingat, memahami, dan berperilaku sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.
5. Melakukan usaha-usaha agar kualitas hidupnya meningkat ke derajat yang lebih tinggi. Usaha-usaha itu, misalnya seperti berikut:
 a. Memelihara dan meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt
 b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
 c. Meningkatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Misalnya, ilmu pengetahuan tentang pertanian, perikanan, peternakan, teknologi, kedokteran, perdagangan, industri, transportasi, dan ekonomi. Ilmu-ilmu pengetahuan tersebut hendaknya digunakan sebagai bekal dalam beribadah dan usaha menyejahterakan umat manusia.
6. Terus berdakwah agar ajaran yang dibawa rasul tidak sirna.

No comments:

Post a Comment

BAB 10 SCRIBD

Bab 10 Bangun Dan Bangkitla... by on Scribd